Mengapa Suku Bunga Pinjaman Online Lebih Tinggi dari Bank ?
Siapa yang mengatakan bahwa melakukan pengajuan pinjaman ke sebuah lembaga keuangan itu susah? Namun faktanya, siapa pun bisa memperoleh pinjaman uang dari sebuah lembaga keuangan dari layanan digital yakni fintech P2P dengan penawaran dan melayani secara online.
Beda halnya dengan pinjaman uang dengan metode konvensional, seperti koperasi dan juga bank, ketika mengajukan pinjaman dana melalui layanan fintech, kamu tidak perlu memenuhi berbagai syarat yang cukup merepotkan. Kamu hanya perlu melampirkan beberapa data pribadi, mulai dari NPWP, KTP, slip gaji dan kamu sudah bisa memperoleh pinjaman.
Tidak Cuma itu, dana yang ingin kamu pinjam dari fintech tersebut bisa langsung dicairkan dalam beberapa hari saja, dan bahkan jika tidak ada kendala akan dicairkan dalam kurun waktu 24 jam saja. Faktor inilah yang menyebabkan banyak orang tergiur untuk mengajukan pinjaman dana ke layanan fintech supaya bisa menjadi solusi dalam permasalah keuangan mereka.
Meski begitu, pengajuan pinjaman tidak boleh sembarangan, karena bila dibandingkan oleh layanan pinjaman serupa lainnya, pinjaman online mempunyai suku bunga yang sedikit lebih besar dari lembaga pinjaman lainnya entah itu bank maupun koperasi.
Kenapa hal ini bisa terjadi? Bukannya pinjaman online menawarkan berbagai layanan yang hampir sama dengan produk pinjaman ditempat lain? Ternyata, ada beberapa hal yang membuat bunga dari pinjaman online menjadi lebih tinggi dibanding pinjaman di bank.
1. Resiko Terjadinya Kredit Macet dan Gagal Bayar
Kondisi ini menjadi penyebab utama yang diwaspadai oleh layanan fintech. Ketika terjadi situasi kredit cepat yang macet atau gagal membayar, tentu yang menanggung rugi tidak hanya peminjam nya saja, tapi pihak pinjol juga merasakan. Sebab, pinjaman online yang resmi dan berizin mempunyai sistem untuk memutar dana yang masuk dari investor untuk nantinya dipinjamkan kembali ke para nasabah.
Apabila terdapat nasabah nakal atau tidak bisa mengembalikan uang pinjaman, pihak pinjol tentu menjadi kesulitan untuk bisa mengembalikan uang yang diperoleh dari investor. Maka dari itu, agar bisa meminimalisir resiko ini, pihak fintech memberi beban bunga yang lebih tinggi dari pada layanan pinjaman tempat lain.
2. Proses pengajuan Sangat Cepat
Menjadi jurus utama dari fintech agar banyak yang berminat adalah persyaratannya sangat mudah, yaitu cukup menyiapkan KTP dan data diri lain. Tidak hanya itu, kamu juga tidak harus bertatap muka dan bisa mengajukan pinjaman lewat online dengan menggunakan situs atau aplikasi bisa kamu akses dengan gratis.
Hal ini untuk menargetkan para masyarakat yang tidak memiliki akses lengkap untuk melakukan pinjaman ke bank, tidak heran bila syarat pengajuan pinjol dibuat semudah itu. Akan tetapi, kemudahan tersebut harus dibayar dengan beban bunga yang cukup tinggi ketika kamu menggunakan layanan tersebut.
3. Proses Pencairan Sangat Cepat
Jika proses pengajuannya sangat cepat karena hanya membutuhkan beberapa syarat saja, setelah itu pencairan dana pinjamannya pun sangat cepat dan bahkan bila sekarang juga kamu mengajukan sebuah pinjaman ke fintech, dalam waktu 24 jam saja dana tersebut akan segera dicairkan. Maka, tidak sedikit orang-orang yang menggunakan layanan tersebut sebagai solusi keuangan jika ada keperluan yang mendadak.
Kondisi ini jauh berbeda dengan apa yang terjadi jika kamu melakukan pengajuan pinjaman ke bank, mulai dari syarat hingga pencairan uang akan membutuhkan waktu yang lama dan lebih repot, hal ini juga belum tentu pengajuan yang kamu lakukan disetujui oleh pihak bank. Keunggulan tersebutlah yang membuat fintech berani menaruh beban bunga lebih tinggi dari lembaga lain.
4. Jumlah Pinjaman Cukup Besar
Tidak banyak yang menyadari hal tersebut, namun jika jumlah pinjaman semakin tinggi, tentu bunga dari pinjaman online menjadi tinggi juga. Balik lagi, alasan ini muncul karena tingginya resiko buruk yang akan ditanggung oleh para penyedia layanan. Maka sangat wajar bila pihak fintech menerapkan aturan sedemikian rupa agar bisa meminimalisir resiko kerugian.
5. Tenor yang Singkat
Jika dibandingkan oleh pinjaman konvensional, fintech memang mempunyai plafon lebih terbatas. Sebab, tenor untuk pelunasannya tergolong singkat, umumnya tidak lebih dari 12 bulan. Dampak dari tenor yang singkat seperti ini, pihak pinjol memberi tingkatan suku bunga lebih besar, lain halnya seperti pinjaman di bank dengan bunga yang kecil tapi tenornya begitu panjang.
6. Tidak Wajib Menyertakan Agunan
Biasanya yang menjadi kesulitan bagi orang yang ingin mengajukan pinjaman adalah harus menyertakan agunan sebagai jaminan pinjaman. Padahal, tidak seluruh orang mempunyai benda atau barang berharga untuk bisa memenuhi persyaratan itu. Menariknya, syarat yang biasanya menjadi penghambat masyarakat ketika akan mengajukan pinjaman dana tersebut tidak akan kamu temukan jika melakukan pinjaman ke layanan fintech.