Badai Pandemi Covid Masih Menghantui Fintech P2P dan Masyarakat

ondepedia.org – Bisnis yang bergerak pada bidang keuangan mengalami dampak yang cukup serius dalam menghadapi badai pandemi Covid 19. Hal ini menjadi fokus bersama, kalau yang terkena dalam sudah memasuki berbagai sektor dan bidang bisnis. Perkembangan ini terus mengkhawatirkan di tengah ketidakpastian ujung dari pandemi Covid 19.

Hampir setahun menghadapi sulitnya bergerak dan berkembang di tengah pandemi sekarang, peranan pemerintah pun belum banyak menghasilkan perubahan. Permasalahan ini tidak hanya di Indonesia, namun seluruh dunia mengalami hal yang serupa. Lantas, bagaimana dampak Covid 19 terhadap perusahaan fintech dan masyarakat? Simak ulasannya.

Dampak Covid 19 Pada Fintech 

Ada beberapa dampak dan permasalahan yang akan dihadapi oleh perusahaan fintech, terutama yang bergerak pada peminjaman modal atau biasa dikenal fintech P2P . Dalam hal ini ada beberapa rangkuman yang dapat Anda simak dan perhatikan. Berikut ini beberapa dampak yang akan dihadapi oleh perusahaan fintech P2P dan masyarakat, yaitu :

1.    Mengalami Kredit Macet

Beberapa sektor dan bidang bisnis mengalami permasalahan yang sama, sehingga banyak beberapa perusahaan dan masyarakat keteteran dalam melunasi hutang atau kredit. Karena perusahaan fintech yang P2P (peer to peer) akan terkena imbasnya akibat berbagai permasalahan tersebut dan ini menjadi persoalan bersama.

kredit macet di masa pandemi

Kredit macet menjadi beberapa persoalan yang akan dihadapi oleh fintech P2P, karena keadaan benar-benar belum dapat kondusif dan masih harus survive. Di tengah kekhawatiran ini pemerintah melakukan berbagai kebijakan dan mengajukan beberapa solusi supaya masyarakat yang terkena dampak Covid 19 dapat menunda pembayaran.

2.    Selektif Memberikan Dana 

Beberapa lender atau pendana harus benar-benar selektif dalam memberikan pinjamannya kepada nasabah. Karena untuk fintech yang bergerak pada pendanaan produksi dan sebagainya belum bisa memberikan pinjaman secara cepat seperti biasanya. Sekarang ini butuh pembatasan dan pemilihan secara ketat dan tepat.

Bahkan ada banyak dari beberapa lender tidak ingin menginvestasikan dananya untuk peminjaman produktif. Karena melihat ketidakpastian dan belum adanya titik terang memikirkan, kalau lebih baik untuk menyimpan terlebih dahulu dibandingkan harus langsung melakukan investasi yang masih besar kemungkinan untuk mengalami kerugian.

Baca Juga : Perbedaan Aplikasi Pinjaman Online Resmi dan Tidak Resmi

3.    Menahan Ekspansi Pasar

Ketidakpastian pandemi Covid 19 membuat banyak fintech yang bergerak pada permodalan atau pinjaman untuk produksi mengalami dampak yang signifikan. Hal ini tidak dapat dipungkiri dan menjadi persoalan yang besar. Melihat hal ini beberapa fintech P2P belum berani melakukan ekspansi pasar ke ranah yang lebih luas.

Belum adanya kestabilan di masyarakat dan belum adanya tanda membaik dalam pasar membuat banyak fintech P2P di Indonesia menundanya terlebih dahulu. Hal ini menjadi perhitungan yang wajar dan lebih baik untuk mempertahankan dulu, dibandingkan harus memancing pada kolam yang kosong.

Dampak Covid 19 Terhadap Masyarakat

Tidak hanya perusahaan fintech P2P saja yang mengalami dampak yang besar dalam penyebaran kasus virus Covid 19. Namun beberapa lapisan masyarakat mendapatkan dampak yang sama dan sama sulitnya. Berikut ini beberapa dampak yang dirasakan oleh beberapa lapisan masyarakat, yaitu :

1.    Terlambat Membayar Kredit 

Ada banyak masyarakat terutama yang bergerak pada bidang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mengalami dampak yang besar, salah satunya terlambat dalam membayar kredit. Hal ini disebabkan penurunan pasar yang signifikan dan belum dapat bergerak dengan leluasa membuat semuanya menjadi sulit dan tidak memenuhi target yang diinginkan.

Tidak hanya itu saja, beberapa bidang memang tidak bisa bergerak secara maksimal, salah satunya bagi pelaku pariwisata yang mengalami dampak yang besar. Hal inilah membuat banyak pelaku usaha atau masyarakat belum dapat membayar tagihan yang telah masuk dalam masa tenggang.

2.    Penurunan Pendapatan 

Untuk beberapa orang yang masih survive, memang mengalami beberapa penurunan. Terutama yang masih bekerja dan masih stay di rumah saja mengalami penurunan pendapatan yang besar. Banyak yang dipotong gajinya dan merasakan dampak yang besar, hal ini menjadi perhatian bersama dan harus ekstra membatasi pengeluaran.

Karena untuk karyawan yang bekerja mengalami pemotongan gaji dan ada yang sampai 50 persen. Hal tersebut menjadi perhatian bersama dan membuat perusahaan pun harus melakukan tindakan tersebut supaya masih dapat bertahan dan bangkit. Sehingga pembatasan pengeluaran menjadi pilihan yang harus dilakukan.

3.    Hilangnya Pekerjaan 

Selain itu juga ada beberapa masyarakat yang mengalami dampak PHK yang besar. Hal ini terjadi di beberapa perusahaan yang tidak mampu dan sanggup untuk survive atau bertahan ditengah badai Corona atau Covid 19. Ada banyak masyarakat yang dirumahkan dan masih harus bertahan di tengah keterpurukan.

Hal ini membuat pemerintah harus ekstra cepat mengantisipasi dampak ini, sampai sekarang pemerintah Indonesia terus memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak. Baik dari bantuan langsung tunai (BLT), kartu pra kerja, dan beberapa bantuan lainnya dari layanan pinjaman online OJK seperti Tunaiku.

Demikianlah pembahasannya, semoga badai pandemi Covid 19 cepat terselesaikan dan dunia kembali beraktivitas seperti semula.